KOMPAS.com – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk konsisten mendukung prinsip environment, social, and governance (ESG) dalam seluruh lini bisnis.
Hasilnya, bank berlogo pita emas itu telah menyalurkan kredit berkelanjutan sesuai dengan penerapan pembiayaan berkelanjutan sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51 Tahun 2017 untuk penyaluran portofolio berkelanjutan atau sustainable portfolio sebesar Rp 242 triliun per Juni 2023.
Adapun rinciannya, sebanyak Rp 115 triliun untuk pembiayaan ke sektor ekonomi hijau dan sektor sosial senilai Rp 127 triliun. Penyaluran kredit ke sektor ESG ini berkontribusi sebesar 24,6 persen dari total penyaluran kredit Bank Mandiri secara bank only per semester I -2023.
“Kami akan terus meningkatkan pembiayaan di sektor terkait ESG ini demi masa depan yang lebih baik, antara lain berpartisipasi aktif mewujudkan bebas emisi atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060,” ujar Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Alexandra Askandar Wakil di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Baca juga: Erick Thohir Dorong Biofuel Kejar Ekonomi Hijau di Indonesia
Ia mengungkapkan bahwa untuk sektor ekonomi hijau, bank bersandi saham BMRI ini membiayai proyek pembangunan energi terbarukan sebesar Rp 8,9 triliun yang tumbuh 87,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Inisiatif tersebut memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai pelopor dan first mover di sektor perbankan dalam penerapan ESG.
Pada segmen ritel, Bank Mandiri menyalurkan pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik sebesar Rp 197 miliar. Sementara itu, penyaluran kredit untuk keseluruhan ekosistem sektor transportasi ramah lingkungan, nilainya mencapai Rp 3,2 triliun.
Tak kalah pentingnya, komitmen yang direalisasikan Bank Mandiri tersebut sejalan dengan kebijakan taksonomi hijau Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang mengacu pada Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) Indonesia.
Baca juga: Presiden-Tertunjuk COP28 Desak Negara G20 Tunjukkan Solidaritas terhadap Aksi Iklim
ENDC merupakan dokumen komitmen Indonesia terhadap aksi iklim yang dikomunikasikan kepada dunia melalui United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
“Jadi, beragam inisiatif ESG yang dijalankan Bank Mandiri memiliki pijakan yang jelas. Bukan hanya komitmen internal, tetapi juga sejalan dengan ketentuan regulator dan kesepakatan global,” ucap Alexandra dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (2/8/2023).
Berkenaan dengan sektor sosial, Alexandra menjelaskan, jumlah pembiayaan yang telah disalurkan sepanjang semester I-2023 mencapai Rp 127 triliun atau 12,9 persen dari total pembiayaan Bank Mandiri secara individual.
Pinjaman tersebut telah disalurkan, antara lain untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 59,8 triliun kepada lebih dari 2,69 juta debitur.
Baca juga: Pusat Investasi Pemerintah Bidik 2,2 Juta Debitur Ultra Mikro pada 2023
Penyaluran kredit berbunga rendah tersebut disalurkan ke sektor prioritas pemerintah, yaitu KUR pertanian dan nelayan. Rinciannya, untuk KUR pertanian mencapai Rp 4,6 triliun dan nelayan Rp 283 miliar.
Selain itu, Bank Mandiri juga menyalurkan pembiayaan kepada 186.000 perempuan, yaitu ibu rumah tangga yang tinggal di pedesaan melalui anak perusahaan Mandiri Capital Indonesia yang berkolaborasi dengan Amartha.
Langkah tersebut bertujuan untuk membuka akses masyarakat pedesaan pada layanan dasar (access to basic services) Bank Mandiri sekaligus program inklusi keuangan ke daerah.
Alexandra mengatakan, pengembangan program inklusi keuangan tersebut diperuntukkan kepada masyarakat agar memiliki akses terhadap layanan keuangan (access to finance).
Baca juga: Wapres Minta Layanan Keuangan Digital Bisa Dijangkau di Seluruh Pelosok
“Melalui kolaborasi dengan layanan penyedia jasa teknologi keuangan atau financial technology, Bank Mandiri juga telah menyalurkan pinjaman sekitar Rp 2,83 triliun kepada 206.481 nasabah,” imbuhnya.