KOMPAS.com – Ajang sport tourism unggulan Bank Mandiri, Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2025, resmi mencapai puncaknya pada Minggu (22/6/2025).
Diselenggarakan di kawasan heritage Candi Prambanan, Yogyakarta, acara tersebut diikuti oleh 9.200 pelari dari 17 negara. Catatan ini sekaligus menunjukkan partisipasi tertinggi sepanjang sejarah penyelenggaraan MJM sejak 2017.
Mengusung tema Accelerate Your Limit, Embrace the Culture, MJM 2025 tidak hanya menjadi ajang lari, tetapi juga platform kolaboratif lintas sektor yang menggabungkan nilai-nilai olahraga, budaya, pariwisata, dan keberlanjutan.
Ribuan pelari yang mengikuti empat kategori Marathon (42K), Half Marathon (21K), 10K, dan 5K Fun Run, memulai start sejak pukul 04.25 WIB.
Seluruh rute yang ditempuh telah disertifikasi oleh Association of International Marathons and Distance Races (AIMS) dan dirancang melewati lanskap budaya khas Yogyakarta, seperti Candi Plaosan, Monumen Taruna, serta deretan desa tradisional yang aktif mendukung jalannya event.
Baca juga: Akselerasi Pariwisata dan ESG bersama 9.200 Pelari, Mandiri Jogja Marathon 2025 Siap Digelar
Pelari asal Kenya mendominasi kategori Full Marathon Open MJM 2025. Di sektor putra, pelari Kenya Paul Kibet keluar sebagai juara pertama dengan catatan waktu 02:22:15, diikuti James Chaerutich Tallam dan Jimnah Kuria Kariuki di posisi kedua dan ketiga.
Di sektor putri, pelari Kenya Eunice Nyawira Muciri finis terdepan dengan waktu 02:38:13, unggul atas rekan rekan pelari Kenya lainnya, yakni Shauline Nyawira Muciri dan Jemimah Wayau Musau di peringkat dua dan tiga.
Dominasi atlet-atlet internasional itu kembali menegaskan posisi MJM sebagai ajang lari berkelas dunia.
Pada kategori Full Marathon National (Closed Marathon), pelari Indonesia tampil impresif. Nofeldi Petingko berhasil meraih posisi pertama di sektor putra dengan waktu 02:35:10, disusul Agus Prayogo dan Arif Hidayatullah.
Untuk kategori yang sama di sektor putri, Ina Lidya Utari Damayanti keluar sebagai juara dengan catatan waktu 03:17:50, mengungguli Sharfina Sela Rosada dan Yanita Sari.
Baca juga: Meriahkan Road to MJM 2025, Bank Mandiri Tebar Cashback dan Hadiah Menarik
Prestasi itu menunjukkan peningkatan kualitas pelari nasional serta antusiasme tinggi terhadap sport tourism yang semakin tumbuh di Indonesia.
Adapun Bank Mandiri menyediakan total hadiah sebesar Rp 2,5 miliar, menjadikannya nilai hadiah terbesar sepanjang sejarah MJM.
Besarnya dukungan yang diberikan perusahaan pelat merah itu mencerminkan komitmen serius dalam mendorong sport tourism sebagai salah satu katalis pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan, MJM 2025 merupakan refleksi dari upaya perusahaan dalam mengintegrasikan olahraga, pelestarian budaya, serta pemberdayaan masyarakat dalam satu ekosistem yang inklusif dan berdampak nyata.
Dia menyebutkan, MJM bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga wujud kolaborasi yang konkret antara Bank Mandiri, komunitas lokal, pelari dari berbagai daerah dan negara, serta pelaku UMKM yang menghidupi denyut ekonomi Yogyakarta.
Baca juga: Bank Mandiri Layani 1.650 Abdi Dalem Jelang Jogja Marathon
“Kami ingin menjadikan MJM sebagai benchmark sport tourism nasional yang membawa nilai ekonomi, sosial, dan budaya sekaligus,” ujar Darmawan dalam penyelenggaraan MJM di Prambanan, Minggu (22/6/2025).
Pada edisi kali ini, MJM 2025 menampilkan pendekatan environmental, social, and governance (ESG) yang lebih matang dan menyeluruh.
Sejumlah program berbasis keberlanjutan dilaksanakan selama penyelenggaraan, dimulai dari kampanye Mandiri Looping for Life, yaitu inisiatif daur ulang pakaian tak terpakai yang diolah menjadi merchandise ramah lingkungan.
Kegiatan itu juga kembali mengenalkan fitur Livin’ Planet dalam aplikasi Livin’ by Mandiri. Lewat aplikasi ini, peserta dapat menghitung emisi karbon dari transportasi dan aktivitas lari mereka, serta menebusnya melalui mekanisme penanaman pohon.
Bank Mandiri juga menggulirkan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) dalam rangka selama pra-acara MJM 2025 melalui kegiatan bertajuk Mandiri Sahabat Desa dengan melibatkan 18 desa di sekitar kawasan Prambanan.
Baca juga: Bukan Cuma Lari, Mandiri Jogja Marathon Adalah Event Ramah Lingkungan untuk Kurangi Emisi Karbon
Melalui kegiatan edukasi keuangan, lomba mini race, serta gotong royong kebersihan, program tersebut menghadirkan multiplier effect sosial yang signifikan bagi komunitas lokal.
Sementara itu, layanan Mandiri Bakti Kesehatan menjangkau lebih dari 1.650 abdi dalem, memberikan akses pemeriksaan kesehatan gratis di sejumlah titik budaya penting, seperti Keraton Yogyakarta, Pakualaman, dan Makam Raja Imogiri.
Untuk pengelolaan sampah, Bank Mandiri menggelar Aksi Bersih Mandiri, bekerja sama dengan komunitas dan perusahaan pengelola sampah untuk memilah dan mendaur ulang limbah organik dan anorganik selama acara.
Race Village dan seluruh titik keramaian pun telah dilengkapi fasilitas edukatif dan pemilahan sampah, sebagai bagian dari komitmen perseroan terhadap prinsip zero waste to landfill.
Riset internal Mandiri Institute mencatatkan, selama pekan pelaksanaan MJM, terjadi lonjakan aktivitas ekonomi di Yogyakarta.
Baca juga: Sukses Mandiri Jogja Marathon, Kombinasi Olahraga dan Wisata
Dibanding minggu biasa, perputaran ekonomi lokal meningkat lebih dari 35 persen. Hal ini didorong sektor perhotelan, transportasi, konsumsi, serta belanja produk-produk khas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Efek itu juga meluas ke sektor transportasi dengan adanya penambahan frekuensi penerbangan dan armada menuju Yogyakarta sejak awal pekan.
Salah satu daya tarik utama MJM 2025 adalah kehadiran Race Village yang berlokasi di kawasan Candi Prambanan.
Tidak hanya menjadi pusat aktivitas peserta, Race Village disulap menjadi ruang interaksi antara pelari, komunitas lokal, dan publik melalui panggung hiburan, stan edukatif, hingga bazar kuliner dan produk kreatif dari 70 tenant, serta 14 merek lokal yang termasuk dalam rangkaian program Mandiri LAKU LOKAL (MLAKU LOKAL).
Antusiasme pengunjung memuncak pada malam puncak Race Day, dengan penampilan spesial dari grup hip-hop dangdut asal Jogja, NDX AKA.
Baca juga: Bukan Sekadar Lomba Lari, Mandiri Jogja Marathon Juga Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Ribuan orang memadati area terbuka Race Village untuk menyaksikan pertunjukan mereka yang sekaligus menutup rangkaian MJM 2025 dengan semarak budaya dan semangat kebersamaan.
Seluruh transaksi di rute lari maupun Race Village dilakukan secara nontunai, menggunakan QRIS, kartu debit dan kredit Mandiri, Livin’ Paylater, serta e-money edisi terbatas MJM 2025.
Bank Mandiri juga menyediakan berbagai promo spesial, seperti cashback QRIS, diskon merchant oleh-oleh dan kuliner, cicilan 0 persen pembelian perlengkapan lari, serta penukaran Livin’poin dengan hadiah eksklusif seperti sepatu Adidas, jam Garmin, dan kesempatan “Lari di Berlin” tahun depan.
Sebagai simbol kontinuitas, desain medali MJM 2025 mengangkat elemen sumbu filosofis Yogyakarta, yakni jalur imajiner dari Laut Selatan hingga Gunung Merapi.
Medali pada 2025 adalah bagian pertama dari rangkaian lima medali tahunan yang akan membentuk satu kesatuan visual jika dikoleksi hingga 2029.
Baca juga: Istimewanya Suguhan Trek Mandiri Jogja Marathon, Unik dan Berkesan!
Dengan harmoni antara olahraga, budaya, dan keberlanjutan yang terjalin selama lebih dari sepekan, MJM 2025 berhasil menegaskan diri sebagai salah satu ajang sport tourism paling terintegrasi di Indonesia.
Bank Mandiri pun berkomitmen untuk terus mengembangkan MJM sebagai panggung strategis dalam memperkuat ekonomi lokal dan mendukung visi Indonesia menuju pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.