KOMPAS.com - Bank Mandiri kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan menerima sertifikat dari IDXCarbon atas kontribusi dalam peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia.
Penghargaan tersebut turut memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon. Langkah strategis ini juga selaras dengan target perusahaan untuk mencapai Net Zero Emission Operasional pada 2030.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Bank Mandiri telah membeli 5.000 tCO?e kredit karbon yang dihasilkan dari proyek Conversion of Single Cycle to Combined Cycle on Power Plant.
Baca juga: Dukung Hilirisasi, Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit ke Sektor Manufaktur Capai Rp 185,2 Triliun
Proyek tersebut juga bertujuan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik dengan mengonversi sistem pembangkit siklus tunggal (PLTG) menjadi siklus gabungan (PLTGU).
Teknologi tersebut memungkinkan pemanfaatan kembali suhu panas yang tidak terpakai untuk menghasilkan uap tambahan. Dengan begitu, produksi listrik dapat meningkat di samping mampu mengurangi intensitas emisi per kWh.
Sebagai informasi, proyek yang berlokasi di Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat, itu telah divalidasi dan diverifikasi oleh pihak ketiga untuk memastikan keandalan dan kredibilitasnya dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menilai partisipasi ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank Mandiri terhadap keberlanjutan. Menurutnya, dukungan ini juga sejalan dengan inisiatif pemerintah untuk melibatkan lebih banyak entitas internasional dalam perdagangan karbon melalui IDXCarbon.
“Langkah ini tidak hanya (menjadi upaya kami dalam) mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, tetapi juga memanfaatkan teknologi terbarukan yang diakui secara global,” ujar Darmawan dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (9/2/2025).
Bank berkode emiten BMRI itu berharap, keterlibatan Bank Mandiri dalam inisiatif tersebut dapat memberikan dampak nyata bagi percepatan target emisi karbon Indonesia sekaligus memperkuat posisi perusahaan sebagai pelopor dalam perbankan berkelanjutan.
Sebagai tambahan informasi, dalam menjalankan strategi bisnisnya, Bank Mandiri juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Sepanjang 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 293 triliun.
Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan, yakni 15,2 persen year on year (yoy) mencapai Rp 149 triliun sehingga mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan.
Salah satunya, lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir 2024 telah mencapai Rp 11,8 triliun atau naik 21 persen yoy. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.
Sebagai bagian dari strategi pembiayaan berkelanjutan, Bank Mandiri juga telah meluncurkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond dengan total target dana Rp 10 triliun yang berlaku hingga 2025 untuk mendukung pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan. Instrumen ini difokuskan pada sektor energi terbarukan, efisiensi energi, serta infrastruktur berkelanjutan yang sejalan dengan taksonomi hijau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pada tahap pertama yang diterbitkan pada Juni 2023, Bank Mandiri berhasil menghimpun Rp 5 triliun Green Bond dengan tingkat oversubscription mencapai 3,7 kali lipat, mencerminkan tingginya minat investor terhadap instrumen berbasis ESG. Adapun seluruh dana yang diperoleh dialokasikan sesuai dengan Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) guna mendukung target pengurangan emisi karbon nasional dan mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, menyampaikan bahwa inisiatif itu turut menandai batu pijakan penting bagi Indonesia untuk berkontribusi secara signifikan dalam mencapai target penurunan emisi karbon global.
Selama ini, perdagangan karbon di Indonesia hanya melibatkan pelaku pasar dalam negeri. Namun, dengan inagurasi perdagangan internasional, IDXCarbon kini siap memfasilitasi perdagangan karbon domestik dan lintas negara.
Baca juga: Mengenal IDXCarbon dan Cara Kerjanya
Dengan pembukaan pasar karbon Indonesia untuk pembeli asing, kontribusi terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca diharapkan semakin meningkat. IDXCarbon juga menyebutkan bahwa entitas internasional yang membeli unit karbon dapat mengklaim pengurangan emisi sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC).
Perlu diketahui, peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia oleh IDXCarbon menjadi momen penting dalam perjalanan keberlanjutan Indonesia. Platform ini memungkinkan perdagangan kredit karbon secara transparan, membantu perusahaan mencapai target pengurangan karbon mereka sambil mendukung inisiatif pengurangan emisi yang telah diverifikasi.
Saat ini, Bank Mandiri berperan aktif sebagai pemimpin dalam perbankan berkelanjutan, dengan mengintegrasikan aspek ESG ke dalam aktivitas bisnis dan operasionalnya untuk mendukung masa depan yang lebih hijau bagi Indonesia.