KOMPAS.com - Bank Mandiri memiliki komitmen mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam pengolahan air secara berkelanjutan.
Komitmen tersebut diwujudkan bank berlambang pita emas tersebut dengan membangun sistem daur ulang air di Plaza Mandiri, Menara Mandiri, dan Wisma Mandiri, Jakarta.
Melalui sistem ini, air dapat digunakan untuk kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pemeliharaan tanaman, sanitasi, serta air minum yang memenuhi baku mutu.
Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara mengatakan, Bank Mandiri konsisten melakukan pemantauan bulanan atas penggunaan air. Inisiatif ini dilakukan dengan memperhatikan tingkat konsumsi serta efektivitas penggunaan air bersih dalam operasional gedung.
Baca juga: Bank Mandiri Taspen Libatkan 380.000 Nasabah dalam Program Kesehatan hingga Wirausaha
Bank Mandiri memanfaatkan air efluen melalui sistem daur ulang dengan teknologi yang tepat. Dengan cara ini, air yang telah digunakan dapat diproses kembali untuk keperluan lain. Sistem ini pun dinilai dapat menghemat penggunaan air bersih.
“Bank Mandiri percaya bahwa langkah tersebut dapat menjadi contoh pengelolaan air yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di area perkantoran,” ujar Ashidiq dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (22/3/2025).
Bank Mandiri, kata Ashidiq, telah memanfaatkan 88.000 meter kubik air daur ulang atau 13 persen dari total penggunaan air hingga akhir 2024 yang mencapai 663.164 meter kubik.
Per Desember 2024, bank plat merah ini telah mengelola 32.000 meter kubik limbah cair menggunakan sistem reverse osmosis.
Dengan menggunakan sistem tersebut, Bank Mandiri turut berkontribusi dalam pengelolaan efluen atau limbah cair.
Ashidiq melanjutkan, sistem yang dimiliki Bank Mandiri dapat mengolah limbah cair yang dihasilkan gedung agar sesuai standar lingkungan sebelum dilepaskan ke badan air.
Perseroan memeriksa kualitas limbah cair secara bulanan bekerja sama dengan laboratorium terakreditasi.
Baca juga: Bank Mandiri Terbitkan Global Bond Senilai 800 Juta Dollar AS
“Hasil pemeriksaan dengan standar ilmiah menjadi dasar laporan Bank Mandiri atas kepatuhan pada peraturan dan standar lingkungan,” tuturnya.
Selain membangun sistem daur ulang air, Bank Mandiri juga memiliki lubang biopori dan sumur resapan yang berfungsi untuk penampungan air di beberapa wilayah operasinya.
Salah satu lubang biopori terbesar berada di danau buatan seluas 1,8 hektare di kawasan Mandiri University, Wijayakusuma, Jakarta.
Kapasitas tampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan penggunaan air perusahaan pada masa mendatang.
Selain di wilayah perusahaan, Bank Mandiri juga mendukung ketersediaan dan akses air bersih bagi masyarakat. Inisiatif ini sejalan dengan semangat perayaan Hari Air Sedunia untuk berperan dalam pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.
Baca juga: Bank Mandiri Luncurkan QRIS Tap NFC di Livin’
Bank pelat merah itu telah menyalurkan bantuan akses air bersih untuk 3.719 keluarga di 17 desa di empat kabupaten, yakni Banyumas, Temanggung, Pandeglang, dan Nabire pada Desember 2024.
Bantuan tersebut diserahkan melalui program Mandiri Sahabat Desa Kolaborasi Manunggal Air yang bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Bank Mandiri percaya, mendukung akses kebutuhan pokok masyarakat merupakan langkah untuk mewujudkan salah satu pilar keberlanjutan Bank Mandiri, yakni sustainability beyond banking.
Inisiatif ini berfokus mendorong pertumbuhan dampak sosial dalam mewujudkan SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
Selain itu, program tersebut juga sejalan dengan TBP nomor 6 terkait air bersih dan sanitasi layak dan nomor 11, yakni kota dan pemukiman yang berkelanjutan.